Selasa, 01 Maret 2011

Prinsip-prinsip Skelling dan Root Planning serta Pengaruh Perawatan Endodontik pada Jaringan Periodontal

Penyakit periodontal merupakan suatu infeksi pada gigi, gusi, dan tulang di sekitar gigi, salah satu penyebab dari tanggalnya gigi dewasa. Dimulai ketika plak, lapisan tipis makanan dan bakteri yang terbentuk paad gigi. Jika plak tidak dihilangkan maka akan mebentuk kalkulus yang disebut tartar. Pembentukan plak dan tartar dapat meningkatkan jumlah bakteri yang berbahaya dalam mulut dan dapat menghasilkan celah yang dalam antara gigi dan gusi yang disebut poket. Bakteri memicu sistem imun tubuh untuk menghasilakn enzim. Enzim ini menghancurkan tulang yang berada di sekitar gigi yang pada akhirnya mengarah pada kehilangan gigi.
Untuk menghilangkan plak, bakteri, dan kalkulus dari permukaan gigi dialkukan perawatan periodontal dengan cara pengambilan bakteri subgingiva, biofilm, dan kalkulus yang bersifat mikroorganisme patogen. Biasanya debris pada permukaan akar dapat dikeluarkan dengan hand-instrument seperti kuret. Pengangkatan mekanis secara periodik dari biofilm subgingiva ( plak dan bakteri) penting utnuk mengontrol peradangan penyakit periodontal karena bakteri penyebab penyakit ini dapat berpopulasi kembali dalam poket walaupun telah menjalani terapi aktif selama berminggu-minggu.
Tidak seperti plak gigi yang bisa dibersihkan dengan sikat gigi, karang gigi hanya bisa dibersihkan oleh praktisi kesehatan gigi. Pembersihan karang gigi memerlukan alat-alat manual maupun elektrik kedokteran gigi. Pembersihan karang ini biasa dinamakan scaling dan root planning. Pasien dapat melakukan scaling tiap 6 bulan sekali sekaligus memeriksakan kesehatan giginya secara teratur 6 bulan sekali. Hal ini bertujuan supaya adanya penyakit gigi dan mulut dapat di deteksi lebih dini sehingga tidak berakibat fatal. Ingat, pencegahan terjadinya penyakit jauh lebih murah, efektif, dan efisien, jika dibandingkan harus mengobati penyakit yang sudah terlanjur menyebar.
Salah satu cara pembersihan professional yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan plak gigi adalah dengan skeling. Skeling dilakukan untuk menghilangkan kerak gigi dan kalkulus yang keras, yang penuh dengan bakteri disekitar dan dibawah garis gusi. Skeling adalah suatu prosedur atau cara untuk menghilangkan pengotoran dari toksin-toksin, mikroorganisme, plak, kerak gigi, sementum, dentin yang kasar dan atau diserap oleh kalkulus dari sekitar, dibawah garis gusi. Penghalusan akar melibatkan penggoresan dan penghalusan permukaan-permukaan akar gigi dengan alat kuretase tipis sehingga jaringan gusi dapat lebih kuat melekat kembali pada akar gigi yang bersih dan halus, untuk mencegah kehilangan gigi dan masalah-masalah sensivitas.
Scaling, kuretase, root planning, merupakan cara atau teknik yang akan dilakukan oleh dokter gigi untuk mengangkat plak dan kalkulus anda. Setiap tehnik ini berkaitan satu sama lain, serta memiliki indikasi yang tersendiri. Skeling/scaling adalah langkah utama dan pertama yang akan anda terima setiap anda ingin membersihkan karang gigi anda. Sedangkan root planning dan kuretase, kebanyakan bersifat terapi pengobatan dikarenakan sudah terdapat jaringan nekrotik di jaringan periodontal gigi anda. Skeling saja sebenarnya sudah cukup untuk membersihkan kalkulus dan permukaan email, tetapi apabila anda telah menderita penyakit periodontal diperlukan juga penghalusan permukaan akar.
Hubungan antara penyakit pulpa dan periodontal pada dasarnya terjadi melalui hubungan anatomis dan vaskularisasi yang dekat antara pulpa dan periodonsium ; hubungan ini sudah sejak lama ditunjukkan melalui radiograf, histologi, dan klinik.Hubungan langsung antara pulpa gigi dan periodonsium dapat melalui (1) tubulus dentinalis yang terbuka dimana sementum hilang dalam perkembangannya atau telah hilang akibat root planning periodontal (2) kanal lateral dan atau kanal asesori, dan (3) foramen apikal.
Gigi, jaringan pulpa dan strukutr pendukungnya merupakan suatu kesatuan biologik. Hubungan antara struktur-struktur ini saling mempengaruhi selama keadaan sehat, berfungsi maupun dalam keadaan sakit. Jaringan pulpa dan ligamen periodontal mempunyai hubungan yang erat, baik secara anatomis maupun fungsional. Masuknya iritan dari pulpa yang mengalami kelainan ke dalam jaringan periradikuler, mengakibatkan berbagai derajat perubahan di dalam jaringan periodontium. Perubahan periradikuler mungkin hanya sebatas periodontium apikal atau dapat menjalar ke arah koronal dan hubungan dengan rongga mulut, biasanya melalui ligamen periodontal meluas ke sulkus gingiva (Grossman, 1998).
Inflamasi pada jaringan pendukung dengan poket yang dalam di sekeliling akar, supurasi poket, pembengakakan dan perdarahan gingiva, pembentukan fistula, lunak saat diperkusi, meningkatnya mobilitas gigi, dan kehilangan tulang angular paling sering diasosiasikan dengan periodontitis, yang dimulai dari margin gingiva dan berkembang ke apikal.
Keberadaan penyakit pulpa dan inflamasi periodontal yang simultan dapat mempersulit diagnosis dan rencana perawatan dan mempengaruhi kebutuhan akan perawatan. Hal ini terutama pada pasien dengan periodontitis lanjut, kehilangan gigi, dan penyakit pulpa. Iritan-iritan dan infeksi pulpa menimbulkan lesi yang seringkali sulit dibedakan dari lesi yang disebabkan oleh infeksi periodontal. Pembedaan infeksi-infeksi pulpa dapat dilakukan, karena infeksi pulpa dapat didiagnosis melalui evaluasi, tes, dan diagnosis yang cermat. Diagnosis seringkali berubah-ubah karena pada dasarnya penyakit ini telah diteliti sebagai kesatuan yang terpisah, dan masing-masing penyakit dapat menunjukkan karakteristik klinis yang berbeda dari penyakit lainnya dalam beberapa tahun belakangan ini telah ditunjukkan bahwa penyakit periodontal berhubungan atau bahkan merupakan penyebab penyakit pulpa, dan penyakit pulpa dapat menyebabkan lesi periodontal yang berbeda dari periodontitis desktuktif kronis. Efek dari penyakit periodontal terhadap pulpa dan potensi lesi periodontal untuk sembuh setelah terapi endodontik telah didokumentasikan secara luas.
Dalam menentukan diagnosis, prognosis dan rencana perawatan untuk gigi dengan penyakit endodontik-periodontik, sangat penting memastikan bahwa lesi awal berasal dari jaringan pulpa atau jaringan periodontium. Kegagalan perawatan periodontik atau terapi endodontik dapat disebabkan oleh diagnosis yang kurang tepat dari masalah yang mengenai jaringan periodontium atau jaringan pulpa (Walton & Torabinejab, 1996).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik membahas mengenai “ Prinsip-prinsip Skelling dan Root Planning serta Pengaruh Perawatan Endodontik pada Jaringan Periodontal” pada perawatan periodontal.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalahnya yaitu:
a. Bagaimana Prinsip-prinsip Skelling dan Root Planning?
b. Bagaimana Pengaruh Perawatan Endodontik pada Jaringan Periodontal?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui prinsip-prinsip skelling dan root planning
b. Untuk mengetahui pengaruh perawatan endodontik pada jaringan periodontal


II.1 Prinsip-prinsip Skelling dan Root Planning
1. Pengertian skeling dan root planning
Skelling adalah prosedur awal pembuangan kalkulus, plak, akumulasi materi dan stain dari mahkota gigi dan permukaan akar.1

Gambar 1. Skelling
Skaling adalah prosedur yang cermat untuk menghilangkan mikroorganisme, plak, tartar dan menghaluskan bagian gigi yang kasar selain itu skeling bertujuan untuk menghilangkan biofilm, kalkulus dan toksin yang berada pada saku periodontal untuk mendapatkan respon penyembuhan.2
Root planning adalah teknik untuk menghilangkan sementum atau dentin permukaan yang berubah karena adanya penyakit. Istilah lain dari root planing adalah ‘detoksifikasi akar’, yang lebih menggambarkan perawatan yang dimaksud karena istilah root planing sering disalah artikan. Detoksifikasi akar adalah prosedur untuk membuat permukaan akar yang berpenyakit menjadi bebas plak, sementum, dentin permukaan dan toksin atau mikroorganisme. Detoksifikasi akar dapat dicapai dengan tindakan mekanis, prosedur kimiawi atau kombinasi keduanya.1


Gambar 2. Root Planing
Root planning melibatkan akar gigi dengan menggunakan kuret tipis sehingga jaringan gusi dapat lebih bersih dan halus dimana bertujuan untuk mencegah kehilangan gigi dan masalah sensitivitas. Prosedur yang sulit jika plaknya menumpuk sepanjang permukaan akar. 2
2. Instrumen dan prinsip Instrumentasi
a. Instrument untuk pemeriksaan periodontal
 Probe periodontal dan probe nabors
Pemeriksaan radiografik saja tidak dapat diandalkan untuk menentukan tingkat perlekatan pada pasien gingivitis atau periodontitis. Probe periodontal merupakan satu-satunya alat yang secara akurat dapat mengukur kedalaman poket periodontal dan tingkat perlekatan. Juga dapat digunakan untuk menentukan tempat-tempat terjadinya perdarahan. Pobe periodontal dibuat dengan berbagai desain yaitu berujung tunggal dengan berbagai ukuran angka, kode warna, diameter ujung kerja, dan bentuk. Probe nabors dirancang untuk mendeteksi daerah furkasi. 1


Gambar 3. Bagian dari periodontal probe

Gambar 4. Berbagai tipe periodontal probe

 Eksplorer
Seorang klinisi harus mempunyai kemampuan untukk mendeteksi kalkulus dan bentuk-bentuk permukaan akar menggunakan eksplorer selama prosedur skelling dan root planing. Keterampilan yang penting ini sama dibutuhkannya seperti keahlian dalam melakukan teknik instrumen root planing. Kepekaan perabaan yang terlatih adalah kunci utama untuk menjadi klinisi yang handal. Eksplorer adalah instrumen yang sangat sensitive karena bentuknya seperti kawat, kualitas ini memungkinkan alat mampu mengantarkan getaran untuk mendeteksi bentuk-bentuk permukaan gigi dan adanya kalkulus, karies, furkasi, serta variasi permukaan akar. Eksplorer yang tersedia adalah tipe berujung tunggal, double ended mirror-image, dan berujung ganda. 1

Gambar 5. Macam-Macam Eksplorer

b. Instrument untuk membuang deposit supragingiva
Skeler dirancang untuk menghilangkan deposit supragingiva, tersedia dalam bentuk bulan sabit yang lurus dan melengkung. Skeler bulan sabit lurus (diantaranya adalah skeler Jacquette) memiliki dua sisi pemotong pada mata pisau lurus yang berujung runcing dan penampang berbentuk segitiga. Skeler bulan sabit melengkung memiliki dua sisi pemotong dengan mata pisau berbentuk kurva. Skeler mempunyai leher yang kaku dan mata pisau yang tipis, agar mudah untuk memecahkan kalkulus terutama didaerah interproksimal. Bentuk segitiga dan bagian belakang yang tajam menyebabkan skeler tidak dapat dimasukkan lebih dalam kebagian submarginal gingival, karena dapat menimbulkan trauma jaringan lunak. Skeler dengan leher yang lurus dirancang untuk gigi anterior, sedangkan skeler dengan leher bersudut untuk gigi posterior. 1


Gambar 6 .
Skeler bulan sabit lurus Skeler bulan sabit melengkung
Instrumen lain untuk membuang deposit supragingiva adalah hoe, yang efektif untuk mengungkit kalkulus yang tebal dan banyak, sedangkan chisel untuk merontokkan ‘jembatan’ kalkulus pada gigi anterior rahang bawah. 1

Gambar 7. HOE untuk mengungkit deposit kalkulus supramarginal

Gambar 8. FILE untuk menghilangkan deposit kalkulus yang tebal

Gambar 9. CHISEL untuk mengungkit kalkulus pada gigi anterior RB
c. Instrument untuk membuang deposit subgingiva
Skaling subgingiva adalah metode paling konservatif dari reduksi poket dan bila poket dangkal, merupakan satu-satunya perawatan yang perlu dilakukan. Meskipun demikian, bila kedalaman poket 4 mm atau lebih, diperlukan perawatan tambahan. Yang paling sering adalah root planning dengan atau tanpa kuratase subgingiva.3
Kalkulus subgingiva umumnya keras dan sangat erat melekat pada permukaan gigi dan CEJ sehingga sulit dibersihkan. Kalkulus subgingiva melekat erat pada permukaan akar karena proses kalsifikasi meliputi bakteri filament yang berpenetrasi ke permukaan sementum. Ketidakteraturan permukaan seperti pit yang kecil yang dahulunya merupakan tempat serabut Sharpey, dapat terpenetrasi oleh Kristal apatite yang mengikat erat kalkulus terhadap permukaan akar. Kalkulus dapat melekat terutama pada daerah yang sulit dijangkau seperti furkasi antara gigi-gigi berakar jamak dan groove serta konkavitas pada permukaan akar. 3
Instrumen untuk membuang deposit subgingiva, yaitu: 1
• Kuret universal dan Kuret spesifik
Kuret adalah instrumen pilihan untuk menghilangkan kalkulus secara manual. Kuret memiliki leher yang peka terhadap rangsang perabaan dan berujung membulat. Penampang kuret berbentuk setengah lingkaran. Ujung dan bagian belakang yang membulatkan memudahkan instrumentasi daerah subgingiva tanpa menyebabkan trauma pada jaringan lunak disekitarnya. Beberapa tipe kuret universal dan spesifik (Gracey) tersedia dalam berbagai variasi untuk memenuhi kebutuhan klinisi. Ada dua tipe dasar kuret. Kuret universal memiliki mata pisau dengan 2 sisi pemotong dan dirancang untuk pemakaian secara umum. Kuret ini dapat digunakan pada permukaan mesial dan distal gigi serta tidak membutuhkan perubahan ujung kerja instrumen. Mata pisau tidak diseimbangkan dan permukaannya dibevel pada 90° terhadap leher. Kedua sisi pemotong dapat digunakan. Kuret spesifik (Gracey) didesain untuk daerah-daerah tertentu dalam rongga mulut. Kuret ini dikikir untuk menyeimbangkan mata pisaunya dan permukaan mata pisau dibevel bersudut 60-70° terhadap leher. Hanya satu sisi pemotong yang dapat digunakan. 1
Beberapa pabrik membuat kuret yang lebih kaku. Kuret yang kaku ini lehernya lebih besar, lebih berat dan kurang fleksibel dibandingkan leher kuret standar. Kuret yang lebih kaku ini didesain untuk menghilangkan kalkulus yang sedang sampai banyak, tetapi desain alat yang lebih berat mengurangi kepekaannya terhadap rangsang tartil (perabaan) 1

Gambar 10.
Kuret universal Kuret spesifik

Modifikasi Kuret Spesifik
a. Kuret After-five dan Mini-five
Kuret After-five Hu-friedy adalah kuret spesifik yang telah dimodifikasi. Ujung leher diperpanjang 3 mm agar dapat masuk kedalam poket periodontal dan permukaan akar yang lebih dalam. Mata pisau dibuat lebih tipis untuk mempermudah pemasukan ke gingiva dan mengurangi kerusakan jaringan. Kuret ini tersedia dalam bentuk finishing dan kaku. 1
Kuret Mini-five adalah modifikasi dari desain After-five. Panjang mata pisau dikurangi setengah inci agar instrumentasi dapat dilakukan lebih mudah dan adaptasi lebih baik didaerah-daerah yang sulit dijangkau. Tersedia dalam bentuk finishing dan kaku. 1

Gambar 11.
Gracey standar After-Five Mini-Five
b. Gracey curvette
The American Dental Instrument Gracey Curvette terdiri atas 4 set instrumen. Panjang mata pisau telah diperpendek menjadi setengah dari panjang mata pisau kuret Gracey, dan mata pisaunya dimodifikasi sehingga sedikit melengkung ke atas. Mata pisau yang lebih pendek, melengkung ke atas dan ujung yang tumpul memungkinkan adaptasi jauh ke dalam gigi-gigi anterior dan premolar serta sudut garis gigi-gigi posterior. 1

Gambar 12. Gracey Curvette
c. Kuret langer
Ketiga kuret langer mengkombinasikan kelebihan dari desain leher kuret spesifik dengan kegunaan mata pisau kuret universal yang dibevel pada sudut 90°. Hal ini memungkinkan adaptasi alat baik dipermukaan mesial maupun distal tanpa harus mengganti instrumen. Kombinasi desain leher dari kuret Gracey no.5-6, 11-12, dan 13-14 dengan mata pisau kuret universal membentuk dasar bagi desai kuret Langer. 1

Gambar 13. Kuret ini juga tersedia dalam modifikasi After-five dan Mini-five, selain desain leher yang kaku dan Pattison.
d. Instrument untuk cleanshing dan polishing
 Rubber cup
Rubber cup terdiri atas rubber shell dengan atau tanpa susunan jaringan pada ruang kosong bagian dalam. Digunakan bersamaan dengan handpiece dengan profilaksis angle yang khusus. Handpiece, profilaksis angle, dan rubber cup harus disterilisasi setiap kali digunakan, atau menggunakan profilaksis angle, plastik disposseable setelah digunakan dibuang. 4
 Sikat bulu
Sikat bulu tersedia dalam bentuk roda dan cup. Sikat ini digunakan dengan profilaksis angle dengan pasta polishing. Karena bulunya keras, penggunaan sikat harus digunakan di mahkota untuk menghindari terlukanya sementum dan gingiva. 4
 Pita dental
Pita dental dan pasta polish digunakan untuk polishing permukaan proksimal yang tidak terjangkau oleh alat polish yang lain. 4
 Air-Powder polishing
Handpiece pertama yang dirancang untuk mengirimkan semburan air panas dan sodium bikarbonat untuk polishing, dikeluarkan pada awal tahun 1980. Alat ini disebut prophy-jet, sangat efektif untuk mengangkat noda ekstrinsik dan deposit-deposit yang lembut. 4

e. Prinsip-prinsip umum instrumentasi
Keefektifan instrumen ditentukan oleh beberapa prinsip umum seperti pada instrumen periodontal lainnya. Posisi yang tepat dari pasien dan operator, iluminasi dan retraksi untuk mendapatkan lapangan pandang yang lebih jelas, dan ketajaman alat adalah beberapa hal yang harus dipenuhi. Di samping itu perlu diperhatikan morfologi gigi dan akar serta kondisi jaringan periodontal. Pengetahuan tentang desain instrumen sangat perlu bagi operator agar dapat memilih instrumen yang sesuai. 4

 Posisi operator dan pasien
Posisi pasien dan operator harus dapat memberikan akses yang baik dalam proses operasi. Operator harus duduk pada posisi yang sesuai, sedangkan pasien harus berada pada posisi supinasi . Untuk mengerjakan rahang atas, pasien diinstruksikan untuk mengangkat dagu sehingga didapatkan lapangan pandang yang jelas, sedangkan untuk mengerjakan rahang bawah perlu untuk menaikkan posisi dental unit sehingga letak mandibula paralel terhadap lantai. 4
 Lapangan pandang, pencahayaan dan retraksi
Jika lapangan pandang secara langsung tidak didapatkan maka dapat dilakukan secara tidak langsung menggunakan kaca mulut. Namun terkadang lapangan pandang secara langsung dan tidak langsung digunakan secara bergantian untuk mendapatkan pandangan yang betul-betul jelas. 4
Retraksi akan menambah kejelasan lapangan pandang, akses dan iluminasi. Berdasarkan lokasi operasi, terkadang jari ataupun kaca mulut digunakan untuk meretraksi pipi maupun lidah. Beberapa metode yang biasa digunakan untuk meretraksi : 4
1. Menggunakan kaca mulut untuk meretraksi pipi sementara jari pada tangan yang tidak bekerja meretraksi bibir dan melindungi ujung mulut dari iritasi pegangan kaca mulut.
2. Gunakan kaca mulut untuk meretraksi bibir dan pipi
3. Gunakan jari pada tangan yang tidak bekerja untuk meretraksi bibir.
4. Gunakan mulut untuk meretraksi lidah
5. Kombinasi dari metode-metode di atas.

 Stabilisasi instrument
Sebelum prosses operasi, harus dipastikan bahwa instrumen yang akan digunakan benar-benar bersih, steril dan dalam kondisi yang baik. Working end dari instrumen harus tajam agar dapat digunakan lebih efektif. Instrumen yang tumpul dapat menyebabkan gagalnya pembersihan kalkulus dan trauma karena tekanan yang berlebihan .4
 Memelihara kebersihan daerah kerja
Disamping lapangan pandang yang jelas, iluminasi dan retraksi instrumentasi juga dapat menghambat jalannya proses pembersihan kalkulus jika daerah operasi tertutupi oleh saliva darah dan debris. Adanya genangan saliva selama proses instrumentasi akan menghalangi lapangan pandang sehingga operator dapat kehilangan kontrol terhadap instrumen sebab pegangan pada instrumen yang basah oleh saliva dapat menjadi licin. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengisapan saliva menggunakan saliva ejector. 4
Over hanging atau batas yang berlebihan pada restorasi gigi, karies, deklasifikasi, dan kekasaran akar dapat disebabkan oleh penggunaan instrumentasi selama proses skelling. 4
 Gerakan instrumentasi
Terdapat 2 macam gerakan dasar dalam skelling dan detoksifikasi akar, yakni:1

1. Gerakan eksplorasi
Gerakan ini ditujukan untuk mencari letak deposit subgingiva. Mata pisau instrumen dilewatkan sepanjang permukaan akar atau deposit kalkulus, kearah apikal, hingga kedasar poket. Bila terdapat hambatan selama gerakan eksplorasi, mata pisau instrument sebaiknya digerakkan kearah lateral dari permukaan akar dan apabila mungkin, digerakkan kembali kearah apikal dengan perlahan-lahan. Gerakan ini membantu membedakan birai kalkulus dengan dasar poket. 1
2. Gerakan menarik
Setelah kalkulus atau permukaan yang kasar ditemukan, sudut instrument dibuat 80°terhadap permukaan akar dan kalkulus, dan dengan hati-hati instrument digerakkan kearah oklusal sepanjang akar untuk melepas kalkulus tersebut. Gerakan ini diikuti dengan gerakan penghalusan dengan pengendalian alat yang baik. Detoksifikasi akar dilakukan dengan kuret yang tajam dan gerakan-gerakan yang pendek dan halus, berirama, serta kontinu. Instrument diletakkan pada tepi deposit, kemudian digerakkan ke beberapa arah agar seluruh permukaan dapat dikenai. Lakukan dengan hati-hati agar permukaan akar tidak tergores atau tercungkil. Pengerokan ini terus dikerjakan hingga permukaan akar benar-benar halus

Gambar 14.
Vertikal Oblik Horizontal
pada sebagian besar pasien, tindakan skelling supragingiva dapat dilakukan tanpa pemberian anestesi. Anestesi lokal diindikasikan untuk skelling dan detoksifikasi akar pada permukaan akar subgingiva. Para praktisi dianjurkan untuk menggunakan anestesi blok atau infiltrasi dan membatasi perawatan dalam satu kunjungan uuntuk satu segmen, kuadran, atau setengah rahang. Dengan anestesi, rasa tidak nyaman pasien dapat ditekan sesekali mungkin, sehingga praktisi dapat melakukan preparasi akar sebaik mungkin. 1
3. Teknik skeling supragingiva
Kalkulus supragingiva umumnya kurang keras dan kurang terkalsifikasi dibandingkan kalkulus subgingiva. Karena instrumentasi dilakukan dari bagian koronal ke margin giongiva, gerak skeling tidak dibatasi oleh jaringan disekitarnya. Ini membuat adaptasi dan angulasi alat lebih muda. 4
Sikle, kuret, alat sonic dan ultarsonik umum diginakan untuk melepaskan kalkulus supragingiva . hoe dan chisel lebih jarang digunakan . sikle dan kuret dipegang dengan pegangan pen grasp dan juga tumpuan jari pada gigi utnuk stabilitas. Blade diadaptasikan dengan sudut kurang dari 900 pada permukaan. Cutting ede mencapai bagian apikal dari kalkulus supragingiva dan dengan gerakan secara vertical atau oblik untuk melepaskan kalkulus. 4
4. Teknik skeling subgingiva dan Root Planing
Skeling subgingiva dan root palning lebih kompleks dan sulit untuk dilakukan dibandingkan dengan skeling supragingiva. Kalkulus subgingiva biasanya lebih keras dari kalkulus supragingiva dan melekat kuat pada permukaan akar yang tidak rata sehingga lebih sulit untuk dihilangkan. Lapangan pandang yangb tidak jelas karena pendarahan jaringan itu sendiri yang tidak dapat dihindari selama instrumentasi, sehingga operator perlu mengandalkan sensitifitas taktilnya untuk mendeteksi kalkulus. Panjang adan arah gerakan terbatas sepoanjang dinding [poket.jaringan lunak yang membatasi membuat operator perlu berhati0hati waktu mengadaptasikan alat untuk mencegah trauma. Adaptasi yang benar juga perlu untuk mengathui morfolgi gigi sehinga shank dan blade dapat diadaptasikan dengan benar pada permukaan gigi. Instrumenrtasi subgingiva merupakan keterampilan dental yang paling sulit karena memerlukan koordinasi yang tepat antara visual, mental dan keterampilan. 4
Sickle , hoe, file dan alat ultarsionik digunakan untuk skeling subgingiva tapi tidak diajnjurka untuk root planning. Meskipun beberap jenis file dapat mengahncurkna deposit yang keras tetapi file, hoe, dan alat ultrasonic yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe dan file tidak bisa digunakan untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digfunakan untuk menghilangkan sementu subgingiva. 4
Skeling subgingiva dab root planning dilakukan baik dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Kuert dipegang dengan pegangan pen grasp dan tumpuan jari harus stabil. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan pada gigi diman shank bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi . shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade instrument kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poketdengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45 o dan 900 harus dipertahankan dan kalkulus dihilangkan dengan erakan yang terkontrol, berulang, gerak pendek, dan pergelangan tangan yang cukup bertenaga. 4
5. Teknik skeling sonic dan ultrasonic
a. Skeler ultrasonik
 Magnetostriktif
Cavitron7 bekerja dengan prinsip magnetostriktif, yakni; bila sebuah lempengan logam diletakkan pada medan listrik AC, lempengan logam tersebut akan bergetar pada kecepatan yang dihasilkan oleh medan listrik tersebut. Ujung cavitron dapat bergetar dengan kecepatan antara 25.000 hingga 35.000 putaran per detik. Alat yang biasa dipasangkan untuk skelling adalah P-10 dan EWPP.1


Gambar 15 . Skeler ultrasonic Magnetostriktif

P-10 dapat digunakan pada semua gigi dan efektif untuk menghilangkan kalkulus subgingiva. EWPP sangat cocok untuk debridement poket-poket yang dalam. Alat ini dapat mencapai daerah yang tidak dapat dimasuki oleh alat-alat lain, karena bentuknya menyerupai probe periodontal. Desain ujung instrumen terbaru yang diperkenalkan adalah “Slim Line”, terdiri atas seperangkat alat berujung ramping untuk preparasi akar pada poket-poket yang dalam pada semua gigi. 1

Ujung dan sudut semua alat pasangan cavitron7 ini bisa sangat berbahaya. Bahkan dalam keadaan tumpul sekalipun dapat mencungkili gigi atau restorasi bila digunakan dengan cara yang salah. 1
Hasil pengembanagan alat yang lebih mutakhir adalah instrumen Cavimed7 yang dapat mengeluarkan obat-obatan antimikroba dari sebuah lubang diujungnya, pada saat ujung instrumen tersebut menghilangkan deposit kalkulus dan plak. 1
 Piezoelektik
Odontoson adalah skeler ultrasonik plezoelktrik yang didesain untuk mengeluarkan obat-obatan antimikroba sambil melakukan skelling subgingiva. Bentuk ujung instrument untuk skelling sama dengan alat skeler manual. 1

Gambar 16. Piezoelektik

b. Skeler sonik
Titan-S7 adalah skeler sonik dengan getaran berkisar antara 2000-6500 putaran per detik. 1

Gambar 17. Skeler Sonik
Skeler sonik dihubungkan ke henpis kecepatan tinggi dan digetarkan oleh udara yang melewati batang-batang logam yang terdapat dalam henpis Titan-S. untuk satu unit terdapat tiga macam ujung alat. Ujung ini bekerja secara eliptikal atau orbital. Skeler sonik memiliki kekuatan yang lebih kecil untuk menghilangkan kalkulus disbanding skeler ultrasonik, tetapi penggunaannya lebih mudah karena ukurannya kecil dan alat-alat tambahannya lebih ringkas. Skeler sonik yang lain mencakup Densonic, Orbison 30 dan Lynx SM. 1
Instrument sonik dan ultrasonik sangat direkomendasikan untuk debridemen menyeluruh, khususnya pada kasus gingivitis ulseratif nekrosis atau gingivitis akut. Instrumen ini dapat menghilangkan debris dengan cepat, sementara semprotan aitnya membilas daerah kerja. Beberapa klinisi menganjurkan penggunaan instrumen sonik atau ultrasonik untuk debridemen selama pembedahan periodontal. Daerah kerja yang bersih dan pandangan yang lebih jelas sangat membantu selama pembedahan, tetapi air yang dikeluarkan dari unit dental sering mengandung mikroorganisme yang dapat masuk ke daerah operasi. Jika instrumen ini akan digunakan selama prosedur pembedahan, sebaiknya disimpan pada tempat tersendiri, steril dan dengan sumber air destilasi tersendiri yang steril serta disimpan pada tangki tekanan yang steril. Walaupun demikian, sangat penting untuk memeriksa secara rutin selang dan tangki yang tersambung ke instrumen, untuk menghindari terjadinya kontaminasi. 1
Skeler sonik dan ultrasonik dapat menghilangkan kalkulus pada daerah-daerah yang dalam dengan ujung yang konvensional, tetapi pencapaian akses ke kalkulus dan kepekaan perabaannya terbatas. Semakin dalam poket, semakin besar kemungkinan sumbatan air pada ujung alat, sehingga makin besar kemungkinan terjadi rasa tidak nyaman pada pasien dan kerusakan jaringan lunak. 1
Instrumentasi ultrasonik dapat menghilangkan lapisan poket bila tujuannya adalah kuretase subgingiva. Penyembuhan luka setelah itu secepat kuretase dengan instrumrn grnggam. Harus diingat bahwa skeler sonik dan ultrasonik tidak dimaksudkan untuk root planning. 1
Stain permukaan yang tebal dan banyak dapat dihilangkan dengan instrumen sonik dan ultrasonik. Pembersihan stain dapat lebih cepat dan efektif apabila digunakan mangkuk karet (rubbr cup) dan bahan pemoles, atau instrumen pemoles Prophyjet. 1
Skeler sonik dan ultrasonik merupakan alat penunjang yang sangat baik dalam terapi periodontal, tetapi masih merupakan alat tambahan. Kita tidak dapat melakukan detoksifikasi akar dengan efektif hanya menggunakan alat sonik atau ultrasonik saja. Operator harus menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung mata yang baik selama menggunakan alat-alat ini. Pasien juga disarankan untuk berkumur dengan obat kumur yang sesuai sebelum instrumentasi. Penggunaan rutin skeler sonik dan ultrasonik merupakan kontraindikasi bagi pasien-pasien yang menderita penyakit menular. Tindakan yang khusus diindikasikan apabila terjadi pembentukan aerosol. 1
II.2 Pengaruh Perawatan Endodontik pada Jaringan Periodontal

BAB III
RINGKASAN
III.1 Prinsip-prinsip Skelling dan Root Planning

1. Skaling adalah prosedur yang cermat untuk menghilangkan mikroorganisme, plak, tartar dan menghaluskan bagian gigi yang kasar.
2. Detoksifikasi akar adalah prosedur untuk membuat permukaan akar yang berpenyakit menjadi bebas plak, sementum, dentin permukaan dan toksin atau mikroorganisme.
3. Instrument untuk pemeriksaan periodontal terdiri atas :
• Probe periodontal dan probe nabors
• Eksplorer
4. Instrument untuk membuang deposit supragingiva yaitu :
• Skeler dirancang untuk menghilangkan deposit supragingiva.
• Hoe untuk mengungkit deposit kalkulus supramarginal
• File untuk menghilangkan deposit kalkulus yang tebal
• Chisel untuk mengungkit kalkulus pada gigi anterior RB
5. Instrument untuk membuang deposit subgingiva adalah kuret universal dan kuret spesifik. Kuret spesifik memiliki beberapa modifikasi yaitu :
• Kuret After-five dan Mini-five
• Gracey curvette
• Kuret langer
6. Instrument untuk cleanshing dan polishing yaitu :
• Rubber cup
• Sikat bulu
• Pintal dental
• Air-Powder polishing
7. Prinsip-prinsip umum instrumentasi
• Posisi operator dan pasien
• Lapangan pandang, pencahayaan dan retraksi
• Stabilisasi instrument
• Memelihara kebersihan daerah kerja
• Gerakan instrumentasi
8. Terdapat 2 macam gerakan dasar dalam skelling dan detoksifikasi akar, yakni:
• Gerakan eksplorasi
• Gerakan menarik
9. Teknik skeling supragingiva
Kalkulus supragingiva umumnya kurang keras dan kurang terkalsifikasi. Karena instrumentasi dilakukan dari bagian koronal ke margin gingiva, gerak skeling tidak dibatasi oleh jaringan disekitarnya. Ini membuat adaptasi dan angulasi alat lebih muda. sikle dan kuret dipegang dengan pegangan pen grasp dan juga tumpuan jari pada gigi untuk stabilitas. Blade diadaptasikan dengan sudut kurang dari 900 pada permukaan. Cutting ede mencapai bagian apikal dari kalkulus supragingiva dan dengan gerakan secara vertical atau oblik untuk melepaskan kalkulus.
10. Teknik skeling subgingiva dan Root Planing
Skeling subgingiva dan root planing lebih kompleks dan sulit dilakukan. Kalkulus subgingiva biasanya lebih keras dari kalkulus supragingiva, lapangan pandang yang tidak jelas, sehingga operator perlu mengandalkan sensitifitas taktilnya untuk mendeteksi kalkulus. Instrumenrtasi subgingiva merupakan keterampilan dental yang paling sulit karena memerlukan koordinasi yang tepat antara visual, mental dan keterampilan.
Skeling subgingiva dan root planing dilakukan baik dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Kuert dipegang dengan pegangan pen grasp dan tumpuan jari harus stabil. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan pada gigi diman shank bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi . shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade instrument kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poketdengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45 o dan 900 harus dipertahankan dan kalkulus dihilangkan dengan erakan yang terkontrol, berulang, gerak pendek, dan pergelangan tangan yang cukup bertenaga.
11. Teknik skeling sonic dan ultrasonic.
• Skeler ultrasonik
o Magnetostriktif
o Piezoelektik
• Skeler sonik


Gambar 16. Batasan daerah skaling dan root planing
III.2 Pengaruh Perawatan Endodontik pada Jaringan Periodontal
BAB IV
PENUTUP
IV. 1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari penjelasan makalah diatas, yaitu:

Sumber >>>
DAFTAR PUSTAKA
1. Peter F. Fedi, Arthur R. Vernio, John L. Gray. Silabus Periodonti ed 4th. Jakarta: EGC, 2004.
2. Peterson. Scaling dan root perencanaan nonsurgical perio nonsurgical perio. Available from http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.dentalgentlecare.com/scaling__root_planning.htm&ei=2xjrs93bkclbrafpwemmdg&sa=x&oi=translate&ct=result&resnum=2&ved=0cbaq7gewaq&prev=/search%3fq%3d%2522root%2bplaning%2522%26hl%3did%26sa%3dx. Accesed on april 24, 2010
3. J. D. Manson, B.M Eley. Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrates, 1993.
4. Michael G. Newman, Henry H. Takei, Fermin A. Caranza. Carranza”s Clinical Periodontology ed 10th. New York : W. B. Saunders Company, 2007.